Burgerkill Dilarang Tampil di Tanah Sendiri
Band cadas legendaris kota Bandung; Burgerkill, kembali tersandung masalah perizinan untuk pertunjukan mereka di Dago Tea House 12 Maret nanti. Pertunjukan yang seharusnya menampilkan band-band cadas kenamaan, seperti Burgerkill, Terror & Your Demise ini dibatalkan dengan alasan perizinan acara yang tak berhasil didapatkan.
Kabar ini disebar pihak Burgerkill melalui official twitter accounts mereka @Burgerkill666 yang menyebutkan “Teman2 dgn sgt menyesal kami tdk bs tampil di Bdg bersama Your Demise & Terror tgl 12 Maret nanti krn alasan perijinan Sorry guys…”. Berita ini mengundang banyaknya komentar dari fans maupun teman-teman musisi yang menyayangkan hal tersebut. Salah satunya, yang menarik adalah komentar dari account Twitter Pure Saturday yang mengklaim “masalah “perizinan” ttp jd pnghalang utk bs tampil di tanah sorangan. mau sampe kapan??”
Ya, sampai kapan masalah perizinan selalu menghalangi kreativitas dan juga sarana berekspresi di kota yang sudah terkenal atas banyaknya aktivitas keseniannya? Pemerintah diharapkan dapat mengatasi hal mengenai soal perizinan ini. Jangan sampai menilai sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri tanpa memperhitungkan banyaknya sisi positif dari penyelenggaraan acara-acara bertemakan kesenian. Semoga saja.
Band cadas legendaris kota Bandung; Burgerkill, kembali tersandung masalah perizinan untuk pertunjukan mereka di Dago Tea House 12 Maret nanti. Pertunjukan yang seharusnya menampilkan band-band cadas kenamaan, seperti Burgerkill, Terror & Your Demise ini dibatalkan dengan alasan perizinan acara yang tak berhasil didapatkan.
Kabar ini disebar pihak Burgerkill melalui official twitter accounts mereka @Burgerkill666 yang menyebutkan “Teman2 dgn sgt menyesal kami tdk bs tampil di Bdg bersama Your Demise & Terror tgl 12 Maret nanti krn alasan perijinan Sorry guys…”. Berita ini mengundang banyaknya komentar dari fans maupun teman-teman musisi yang menyayangkan hal tersebut. Salah satunya, yang menarik adalah komentar dari account Twitter Pure Saturday yang mengklaim “masalah “perizinan” ttp jd pnghalang utk bs tampil di tanah sorangan. mau sampe kapan??”
Ya, sampai kapan masalah perizinan selalu menghalangi kreativitas dan juga sarana berekspresi di kota yang sudah terkenal atas banyaknya aktivitas keseniannya? Pemerintah diharapkan dapat mengatasi hal mengenai soal perizinan ini. Jangan sampai menilai sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri tanpa memperhitungkan banyaknya sisi positif dari penyelenggaraan acara-acara bertemakan kesenian. Semoga saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar