Laman

Senin, 28 Februari 2011

EDANE





EdanE adalah grup musik beraliran hard rock dan heavy metal Indonesia asal Jakarta yang mulai berkarya sejak tahun 1991. EdanE dikenal dengan permainan gitar edan dari Eet Sjahranie, personil motornya yang pernah sepanggung dengan musikus-musikus legendaris Indonesia seperti God Bless, Iwan Fals, dan Sawung Jabo.
 


SEJARAH,
Nama EdanE berasal dari singkatan nama Eet Sjahranie dan Ecky Lamoh, yang akhirnya menjadi E dan E. Saat terbentuk tahun 1991, EdanE terdiri atas Eet Sjahranie (gitar), Ecky Lamoh (vokal), Iwan Xaverius (bass), dan Fajar Satriatama (drum).
Setelah ikut bersama EdanE dalam merilis album pertama, "The Beast" (1992), Ecky sebagai vokalis meninggalkan EdanE, namun EdanE tak berganti nama. Heri Batara (Ucok) masuk untuk menggatikan Ecky, tapi tak lama kemudian juga meninggalkan EdanE. Posisinya diambil alih oleh Trison Manurung, mantan vokalis band Roxx.
Pada pertengahan tahun 2003, EdanE kembali mengalami pergantian vokalis, pada 9 Juli 2003 Trison mengundurkan diri dari EdanE, yang diikuti berita simpang siur mengenai pengunduran dirinya. Setelah Trison mengundurkan diri, EdanE mendapatkan vokalis baru, mantan anggota Razzle Band yaitu Robby Matulandi, yang biasa membawakan lagu-lagu dari Guns n Roses, grup musik rock asal Amerika Serikat. Dengan hadirnya Robby sebagai vokalis, EdanE kembali mengusung musik beraliran hard rock dengan menonjolkan kemampuan individual masing-masing personilnya di album mereka. Menurut Eet Sjahranie, pergantian vokalis ini sering terjadi karena sejak pembuatan album Borneo, di antara personel EdanE terdapat ketidakseimbangan dalam hal memenuhi tuntutan musik EdanE.
EdanE telah merilis enam album, antara lain The Beast (1992), Jabrik (1994), Borneo (1996), 9299 (1999), 170 Volts (2002), dan Time To Rock (2005), dimana Album 9299 (Aquarius Musikindo) merupakan kompilasi lagu baru dan lagu lama, dengan lagu "Untuk Dunia", "Dengarkan Aku", dan "Rock On" yang menjadi hit single. Lagu lama yang masuk antara lain "Jabrik", "Ikuti" dan "Borneo" yang sarat dengan unsur etnik Dayak.

 Karakter musik

Aliran musik EdanE adalah hard rock, walaupun Eet lebih suka menyebutnya rock saja. Menurut Eet dan Fajar, proses penciptaan musik EdanE banyak bertolak dari rif-rif yang dimainkan di studio yang kemudian berkembang menjadi komposisi dan akhirnya lagu, inilah sebabnya penggarapan album EdanE selalu lama. Untuk satu album EdanE bisa menghabiskan lebih dari seratus shift, jumlah yang cukup banyak bagi grup musik lain.
Sejak dirintis tahun 1991, manajemen EdanE telah berpindah dari tangan ke tangan. Saat pertama terbentuk ditangani oleh Ali Akbar, kemudian pindah ke Jimmy Doto, lalu ke Aci, dan pernah pula ditangani sendiri. Saat ini manajemen EdanE dipegang oleh Heri Batara dengan Rock On Management-nya.
Group EdanE pernah menjalankan kontrak dengan Sony BMG. Setelah lepas, mereka bergabung dengan Log Management yang dipimpin oleh Log Zhelebour. Log Zhelebour telah mengenal Eet Sjahranie sejak tahun 1989, pada saat Eet masih bergabung dengan grup musik God Bless dan menelurkan album "Raksasa" (1989) dan "Apa Kabar" (1997).

 Formasi

Berikut adalah formasi EdanE yang pernah terjadi menurut kurun waktu:
EdanE I :
  • Eet Sjahranie - gitar
  • Ecky Lamoh - vokal
  • Iwan Xaverius - bass
  • Fajar Satriatama - drum
EdanE II :
  • Eet Sjahranie - gitar
  • Heri Batara - vokal
  • Iwan Xaverius - bass
  • Fajar Satriatama - drum
EdanE III :
  • Eet Sjahranie - gitar
  • Trison Manurung - vokal
  • Iwan Xaverius - bass
  • Fajar Satriatama - drum
EdanE IV :
  • Eet Sjahranie - gitar
  • Eron Markuzz - vokal
  • Iwan Xaverius - bass
  • Fajar Satriatama - drum


 Diskografi

 Album

  • The Beast (1992) - produser AIRO Records & EdanE, label AIRO
  • Jabrik (1994) - produser EdanE, label Aquarius Musikindo
  • Borneo (1996) - produser EdanE, label Aquarius Musikindo
  • 9299 (the best album) (1999) - produser EdanE, label Aquarius Musikindo
  • 170 Volts (2002) - produser Jan Djuhana, label Sony Music Indonesia
  • Time to Rock (2005) - produser Jan Djuhana, label Sony Music Indonesia
  • Edan (2010) - label Log Zhelebour

ROTOR


Rotor adalah sebuah grup musik thrash metal asal Jakarta. Dibentuk pada tahun 1991, yang digawangi oleh Irvan Sembiring. Band ini makin meroket namanya setelah sukses menjadi supporting act konser Metallica selama dua hari berturut-turut di stadion Lebak Bulus, Jakarta pada tahun 1993.
Walaupun dibentuk di Jakarta, panggung debut Rotor adalah di Taman Topi Bogor. Dalam pergelaran rock yang diadakan oleh sebuah radio swasta Bogor, kuartet thrasher ini tampil bersama sejawat metalnya dari Jakarta, diantaranya Atomic dan Alien Scream. Kala itu mereka masih mengusung lagu milik band asal Brazil yaitu Sepultura.
Selama delapan tahun karier bermusik, Rotor menelorkan empat album di tiga major label berbeda, yaitu AIRO, Hemagita dan Warner Music Indonesia. Sebelum bubar secara resmi, Judapran sang pemain bas Rotor tewas karena over dosis karena obat bius. Terakhir, mantan vokalis mereka Jodie (vokalis Getah) yang kharismatik juga meninggal dunia. Anggota tersisa kini hanya sang pendiri sekaligus gitaris Rotor, M. Irvan Sembiring, yang telah menggantungkan gitar untuk selamanya dan menekuni lembaran hidupnya yang baru sebagai seorang pendakwah.

 

Rotor
Latar belakang
Lahir Bendera Indonesia Jakarta, Indonesia
Jenis Musik thrash metal
Tahun aktif 1991
Perusahaan rekaman AIRO, Hemagita dan Warner Music Indonesia
Hubungan
Dipengaruhi Sepultura dan Kreator
Mantan Anggota
Irvan - Guitar,Vokal,
Yuda - Bass Vokal,
Bakar - Drum

Diskografi

  • Behind the 8th Ball (1992)
  • Eleven Keys (1995)
  • New Blood (1996)
  • Menang (1997)

 Album tribut

  • A tribute to Rotor (2002) Sebuah album kompilasi band underground Indonesia membawakan lagu Rotor, melalui label Hemagita.

KOIL





Koil adalah band beraliran rock yang berasal dari Bandung, berdiri pada tahun 1993, dengan formasi Otong (vokal), Doni (gitar), Imo (Bass), Leon (Drum). Sejak awal berdiri Koil memutuskan untuk membuat dan memainkan lagu-lagu ciptaan sendiri. Keputusan ini merupakan hal yang kurang lazim saat itu , karena kebanyakan band saat itu lebih sering membawakan lagu orang lain.

 Sejarah dan perjalanan band

Dengan usaha keras akhirnya Koil berhasil menciptakan beberapa buah lagu dan pada tahun 1994 dengan dana yang minim Koil bisa masuk studio rekaman dan merekam sekitar 8 buah lagu. Kemudian lagu-lagu itu dirilis dalam single yang berjudul "Demo From Nowhere". Kaset ini hanya diedarkan terbatas, selain karena keterbatasan dana juga karena saat itu Koil kesulitan untuk mendapatkan tempat untuk menjual kaset tersebut. Satu-satunya tempat yang mau memasarkannya adalah Reverse Outfits, sebuah toko kepunyaan Richard Mutter (ex drummer Pas band)

 Project Q

Pada tahun 1996, seorang produser bernama Budi Soesatio dari label Project Q (label yang mengeluarkan album Slank 1-3) tertarik untuk merilis album Koil dan mengkontrak Koil sebanyak 2 album. Maka pada bulan September 1996 Koil merilis full albumnya yang pertama yang berjudul “KOIL”, lagu-lagu di album ini sebagian diambil dari single Demo From Nowhere.
Album ini mendapat tanggapan positif dari khalayak musik Indonesia terutama pencinta musik rock, karena musik dan lirik nya dianggap tonggak baru dalam kancah musik rock Indonesia. Musik yang diusung Koil adalah musik rock yang dipenuhi dengan sampling sampling suara. Sampling itu tidak hanya berasal dari instrumen musik tapi juga dari suara-suara yang ada disekitar kita seperti suara air, suara besi dipukul, suara panci dipukul suara-suara binatang, suara orang pidato, dll, yang digarap dengan penggunaan teknik sampling yang apik . Dari segi lirik, penulisan lirik-lirik yang mengekspresian kekosongan hati, kegelapan dan kehampaan cinta yang dituangkan dalam bait-bait lirik berbahasa Indonesia, menjadi suatu nilai plus bagi koil karena lirik bahasa Indonesia masih jarang dipakai untuk jenis musik rock seperti Koil.
Kerjasama Project Q dan Koil sebenarnya masih menyisakan 1 buah album lagi tapi karena dihadang krisis moneter menyebabkan Project Q tidak dapat memproduksi album ke-2 Koil. Akhirnya pada tahun 1998 Koil memutuskan untuk keluar dari Project Q.

Apocalypse Record

Setelah keluar dari Project Q, Koil merilis single Kesepian ini Abadi di bawah label Apocalypse Record. Sebuah label yang dibuat oleh Otong (Koil) dan Adam (Kubik). Kaset single ini pun diedarkan secara indie melalui jaringan distro-distro underground yang saat itu sudah mulai banyak bermunculan di kota-kota besar,
Dirilisnya album ini membuat nama Koil kembali naik ke permukaan ditandai dengan banyaknya tawaran manggung yang datang. Seiring dengan itu, Koil mencoba konsep baru dalam pertunjukannya yaitu dengan memasukan unsur-unsur lain dalam pertunjukannya yaitu fashion dan tarian . Unsur fashion yang mendapat perhatian besar dari Koil adalah penggunaan kostum khusus dalam setiap penampilannya. Kostum dari kulit, berwarna hitam , penuh asesoris logam , sepatu boots tinggi , membuat penampilan Koil berbeda dengan band-band lainnya. Ditambah lagi dengan aksi para penari wanita yang berpakaian seksi membuat pertunjukan semakin menarik. hal ini akhirnya menjadi trademark bagi Koil, sebagai band rock pertama di Indonesia yang memadukan fashion, tari dan musik pada saat manggung.
Setelah merilis single ini, Koil kembali masuk studio rekaman untuk menyelesaikan materi lagu untuk album berikutnya, diselingi juga dengan membantu para musisi lain diantaranya meremix lagu dari Puppen, Burger Kill, Jasad. Lagu-lagu Koil juga masuk di beberapa kompilasi seperti: Best Alternative Indonesia (Aquarius Musikindo), Ticket To Ride (Spills Record), Kompilasi Viking-Persib.
Pada bulan Februari 2001, setelah melewati perjuangan keras yang penuh tantangan seperti kesulitan dana rekaman, minimnya peralatan musik, teknologi rekaman yang baru , dalam pembuatan album akhirnya Koil merilis full albumnya yang ke-2 yang berjudul Megaloblast dibawah label Apocalypse Record. Album ini berisikan 10 buah lagu dan berbungkus artwork kover yang sangat apik, berwarna dominan putih bergambar muka seorang wanita.
Pada saat pertama dirilis pendistribusian kaset ini dilakukan hanya lewat jaringan distro-distro underground di Jakarta dan Bandung ,pemesanan melalui pos, dan beberapa toko kaset . Cara ini terpaksa ditempuh oleh Koil yaitu untuk menekan biaya pendistribusian Tapi walaupun dengan cara seperti ini album Megalobalst dapat terjual sekitar 15 ribu kopi (sebuah angka yang cukup besar untuk ukuran indie label dan cara pendistribusian seperti ini).
Angka penjualan ini didukung oleh promo yang gencar yaitu dengan membuat ribuan poster dan baligo yang di pasang di jalan-jalan utama, untuk melakukan promosi seperti ini Koil dibantu banyak pihak seperti distro-distro, radio, majalah, dan yang mengundang kontroversi adalah bantuan dari Restoran McDonalds Cihampelas Bandung (restoran McDonalds dimusuhi komunitas underground di bandung saat itu). Store Manager restoran McDonalds saat itu adalah Wisnu Aji Nugroho aka Wayank (pendiri band/clothing citysounds) kabarnya adalah sahabat Koil
Setelah itu untuk menambah tingkat penjualannya, Koil membuat video klip untuk lagu Mendekati Surga dan klip itu dikirim ke MTV, tidak disangka-sangka ternyata klip itu mendapat tanggapan positif dari pihak MTV (saat itu MTV belum menayangkan klip-klip band indie). Setelah beberapa kali ditayangkangkan, klip ini mendapat respon yang sangat tinggi di MTV, (bahkan menurut pihak MTV melebihi request terhadap lagu Linkin Park), Hal itu membuat pihak MTV mengundang Koil untuk tampil dalam acara MTV Musik Award 2003.

 Alfa Record

Melihat potensi ini, pada bulan Oktober 2003 sebuah label yaitu Alfa Record menawarkan kerjasama untuk merilis kembali album Megaloblast dengan pendistribusian yang lebih luas yaitu seluruh Indonesia. Akhirnya pada bulan Desember 2003 album Megaloblast dirilis kembali dengan penambahan 2 buah lagu remix dan perubahan artwork kover album, menjadi berwarna hitam, oleh karena itu album ini sering disebut MEGALOBLACK. Untuk menambah tingkat penjualan, Koil membuat 2 buah video klip lagi yaitu untuk lagu Kita Dapat Diselamatkan dan lagu Dosa Ini Tak Akan Berhenti. Kedua video klip ini di buat oleh rumah produksi “Cerah Hati”.
Peredaran kaset Koil secara nasional membuat orang makin mudah mendapatkan kaset Koil maka dengan sendirinya penjualan kaset Koil terus meningkat. Keadaan ini membuat Koil semakin dikenal di dunia musik Indonesia, sebagai salah satu band indie yang dapat disejajarkan dengan band-band major label. Prestasi Koil ini mendapat perhatian dari majalah Times Asia, sehingga dalam salah satu tulisannya menyebut Koil sebagai salah satu band rock masa depan Indonesia,
Pada tahun 2003-2004 Koil banyak diundang untuk tampil di acara-acara seperti Nescafe Musik Asik, Ulang tahun ke -20 tahun Slank di Stadion Lebak Bulus, Pekan Raya Jakarta dan Pensi-Pensi SMU di Jakarta dan Bandung.
Di pertengahan tahun 2005 sekitar bulan Juni, Koil merilis 2 buah single terbarunya yang berjudul Hiburan Ringan Part 1 dan Hiburan Ringan Part II. Single ini masuk dalam soundtrack film horror berjudul ’12:00 AM’. Masih di bulan yang sama , Koil membuat klip dari lagu Hiburan Ringan Part II. Untuk mempromosikan single terbaru ini Koil tampil di acara PESTA INDOSIAR, Kuta Karnival (Bali) untuk acara Oakley dan The Beat Rock Fest. Kemudian di Jogja pada acara Star On Campus.
Saat ini Koil baru saja menyelesaikan album terakhirnya dan sedang melakukan "KOIL BLACKLIGHTSHINESON TOUR 2008"2008.

Album Studio

  • 1996: Koil
  • 2001: Megaloblast
  • 2007: Blacklight Shines On

Album Mini

  • 2001: Caligula

 Demo

  • 1994: Demo From Nowhere

 Singel

  • Kesepian Ini Abadi (1998)
  • Hiburan Ringan PT. II (2005)
  • Suaramu Merdu (2009)

 Anggota

  • J.A. Verdijantoro (Otong) - vokal utama (1993-sekarang)
  • Donnijantoro - gitar, vokal latar (1993-sekarang)
  • Ibrahim Nasution (Imo) - gitar, vokal latar (1993-2010)
  • Leon Ray Legoh - drum (1993-sekarang)
  • Adam Joswara - gitar bas, vokal latar (2007-sekarang)

CRASS.



Crass dibentuk pada tahun 1977, di sekitar lingkungan Dial House, sebuah ‘komunitas terbuka’ dekat Epping, kota Essex, di Inggris. Dengan adanya lagu-lagu dari Sex Pistols, anarkisme menjadi candaan tentang kesadaran diri yang nihilis, namun Crass berdiri untuk berhubungan langsung dengan kaum pembebasan sosialis dan menjadi sebuah variasi komunal pemikiran politik pada abad ke-20.
Dengan membawa manifesto dari punk, "Do It Yourself", Crass menyatukan kegunaan dari lagu-lagu, film, suara-suara kolase, gambar-gambar dan pergerakan subversi untuk menghadirkan kritikan yang inovatif dan berkelanjutan melawan semua yang mereka pandang sebagai sebuah budaya yang dibangun dengan landasan dari peperangan, kekerasan, sexisme, kemunafikan agama dan konsumerisme yang berlebihan. Mereka juga melawan bersama para orang-orang anarko-pasifis yang mana menjadi sebuah gerakan yang besar di lingkungan musik punk.

 Awal mula Crass

Band tersebut terbentuk saat pendiri dari Dial House dan mantan anggota grup EXIT, sebuah grup performance art avant-garde, Penny Rimbaud (nama asli Jerry Ratter), mulai bermain musik bersama seorang penggemar Clash, Steve Ignorant, yang tinggal di Dial House. Berdua mereka merekam lagu ‘So What?’ dan ‘Do They Owe Us A Living?’ yang mereka sebut duet drums dan vokal. Untuk masa yang sangat singkat mereka menyebut dirinya Stormtrooper, sebelum memilih nama Crass, yang mana diambil dari lagu David Bowie, ‘Ziggy Stardust’ (khususnya lirik yang menyebutkan ‘The kids was just crass’). Anggota-anggota lain dari rumah tersebut mulai mengikutsertakan dirinya sendiri dalam band itu, dan hal itu berlangsung cukup lama sebelum Crass bermain di pertunjukkan pertamanya sebagai pengisi acara ‘Squatted Street Festival’ di Huntley Street, London Utara. Tak lama setelah itu mereka mulai bermain di klub punk legendaris, Roxy di area Covent Garden, London. Dengan uang dari band sendiri, membuat mereka sebuah bencana dari para pemabuk, dan berakhir dengan penolakan dari penampilan di panggung tersebut, yang diabadikan dalam lagu mereka ‘Banned from the Roxy’ dan essay Rimbaud ‘Crass at the Roxy’. Pertunjukkan-pertunjukkan awal mereka lainnya termasuk pertunjukkan reguler dengan the UK Subs di White Lion pub di Putney. Pertunjukkan-pertunjukkan tersebut ditonton oleh sedikit orang; "Penonton biasanya hanya kami ketika the Subs bermain, dan hanya the Subs ketika kami bermain.", kata Penny Rimbaud.
Tak lama setelah itu, band tersebut memutuskan untuk bermain lebih serius, memberi pandangan lebih pada penampilan mereka. Dengan menghindari obat-obatan, alkohol dan juga ganja sebelum penampilan mereka di panggung, mereka juga mengadaptasi pikiran politis dari penggunaan baju berwarna hitam, gaya pakaian yang lebih cenderung kepada militer, diatas panggung ataupun dikehidupan sehari-hari. Mereka juga memperkenalkan pemakaian dari backdrop panggung, sebuah logo yang digambar oleh teman Rimbaud, Dave King (yang membentuk Sleeping Dogs Lie), seperti yang diperlihatkan di belakang cover album The Feeding Of The 5000. Hal ini membuat band tersebut terkenal dengan gaya militernya, yang mana membuat beberapa orang menuduh mereka sebagai sebuah band fasis. Crass menyebutkan bahwa penampilan seragam hitam mereka adalah maksud dari pernyataan mereka atas perlawanan akan "pemujaan personalitas", dengan itu, agar berlawanan dengan kebanyakan band rock lain, tak ada satu anggotapun yang disebut sebagai pemimpin dari band tersebut.
Logo band yang ditampilkan di belakang panggung merepresentasikan sebuah percampuran dari beberapa ikon-ikon kekuasaan, termasuk salib agama kristen, swastika dan bendera Union Inggris yang disatukan dengan gambar ular berkepala dua yang memakan dirinya sendiri (untuk menggambarkan bahwa semua kekuasaan akhirnya akan hancur dengan sendirinya). Penulisan pesan-pesan politis juga salah satu dari strategi Crass untuk menyampaikan pandangan mereka sebagai "serangan kata-kata yang kontradiktif", juga penggunaan musik yang keras dan agresif untuk menyampaikan pesan-pesan pasifisme mereka, karya-karya seni yang mengacu kepada Dadaisme menurut mereka sendiri juga mengambil bagian dan pula performance art sebagai latar belakang panggung.
Band tersebut juga menggunakan lampu-lampu panggung untuk memperkuat penampilan mereka, mereka tidak menggunakan lampu panggung yang simpel (hanya satu warna). Crass juga merupakan pionir dalam penggunaan alat-alat multi media di panggung, dengan menggunakan sistem teknologi video dan menggunakan film-film sebagai latar belakang panggung juga kolase-kolase video yang dibuat oleh Mick Duffield dan Gee Vaucher untuk membantu memaksimalkan penampilan mereka di atas panggung.

 Crass Records

Rilisan pertama dari Crass adalah The Feeding Of The 5000, sebuah EP 12 inci 45 rpm berisi 18 track dari the Small Wonder label pada tahun 1978. Para pekerja perusahaan itu awalnya menolak mengerjakan album tersebut karena adanya isi lirik yang sangat kontradiktif di lagu ‘Reality Asylum’. Album tersebut akhirnya dikeluarkan dengan dihilangkannya lagu tersebut dan diganti dengan kesunyian selama 2 menit, dan ironisnya lagu pengganti itu diberi judul ‘The Sound Of Free Speech’. Kejadian ini membuat Crass membuat label rekaman sendiri, Crass Records, dengan tujuan untuk menghadirkan album itu sepenuhnya, dan ‘Reality Asylum’ setelah itu akhirnya dikeluarkan pada sebuah single 7 inci yang direkam kembali. Cetakan album ‘The Feeding of The 5000’ oleh Crass Records menampilkan lagu yang sebelumnya tidak dimasukkan.
Seperti materi album mereka sendiri, Crass Records mengeluarkan album-album lainnya yang dikerjakan oleh para artist lain, album yang pertama dikeluarkan adalah single ‘You Can Be You’ oleh Honey Bane pada tahun 1980, seorang gadis muda yang tinggal di Dial House setelah kabur dari panti asuhan disana. Artis-artis lainnya termasuk Zounds, Flux Of Pink Indians, Rudimentary Peni, Conflict, band dari Icelandic KUKL (yang memasukkan suara dari Björk), penyanyi klasik Jane Gregory, dan the Poison Girls, sebuah band yang mempunyai pemikiran yang sama seperti Crass dan telah bekerja sama dalam segala hal selama bertahun-tahun dengan Crass.
Mereka juga mengeluarkan ketiga edisi dari ‘Bullshit Detector’, kompilasi dari demo-demo dan hasil rekaman yang pernah dikirimkan oleh band-band disana, dan mereka rasa kompilasi tersebut merupakan etos kerja DIY punk yang sesungguhnya.
Nomer-nomer yang tertera pada semua rilisan Crass records ditampilkan dengan maksud untuk menghitung mundur ke tahun 1984 (seperti, 521984 yang berarti "lima tahun lagi menuju 1984"), Crass menyatakan bahwa pada tahun tersebut mereka akan membubarkan diri, mengambil dari tanggal di novel George Orwell yang mereka percayai sebagai tanggal kemenangan dari pergerakan anti penguasa.
Crass mengeluarkan album ke-tiga mereka, ‘Penis Envy’, pada tahun 1981. Album ini menandakan awal kehadiran dari apa yang disebut testosterone-driven 'hardcore punk' imej bentukan dari ‘Feeding of the 5000’ dan pengembangan dari ‘Stations of the Crass’ yang telah memberikan pengakuan dunia atas keeksistensian mereka. Album ini menampilkan aransemen musik yang lebih rumit dan suara perempuan yang dihadirkan oleh Eve Libertine dan Joy De Vivre, (walaupun Steve Ignorant menjadi anggota tetap dari grup tersebut dan juga dituliskan pada cover album ini, namun dia tidak mengikuti sesi rekaman Crass untuk album ini).
Crass juga melontarkan isu-isu feminisme dan sekali lagi menyerang semua institusi pemerintah seperti perkawinan dan penindasan sexual. Di salah satu lagu, sebuah lagu parodi dari 'MOR' lagu cinta yang diberi judul ‘Our Wedding’, diberikan secara gratis pada flexi disc dalam majalah romantis gadis muda, setelah majalah itu ditawari untuk menyebarkan lagu tersebut oleh sebuah organisasi yang menamakan dirinya "Creative Recording And Sound Services" (lihat inisialnya). Kontroversi pada tabloid itu membuat pergerakan mereka semakin terdengar, juga ditambah dengan adanya pemberitaan pada News of the World yang menyatakan terlalu jauh bahwa judul lagu tersebut terlalu fulgar untuk diedarkan.
Album LP keempat dari Crass adalah double set album yang berjudul ‘Christ the Album’ pada tahun 1982, mengambil lebih dari satu tahun untuk proses perekamannya, produksi dan mixing, selama pada masa itu Perang Falklands terjadi dan berakhir. Hal ini membuat Crass mempertanyakan pendekatan dasarnya dalam membuat rekaman-rekaman tersebut. Sebagai grup musik yang mempunyai komitmen untuk mengangkat isu-isu politik, mereka merasa bahwa mereka telah membawa pesan dan penampilan mereka yang berlebihan terbentuk oleh adanya kejadian-kejadian nyata di dunia ini. Rilisan album itu di dalamnya termasuk lagu ‘How does it Feel to Be the Mother of A Thousand Dead’ dan ‘Sheep Farming in the Falklands’, dan pada album ‘Yes Sir, I Will’, mereka membawa kembali suara mereka ke dasarnya dan membawa pesan sebagai "respon taktis" untuk situasi politik pada saat itu.
Pada hari-hari awal mereka membuat grafiti stensilan disekitar wilayah London Underground, band tersebut juga terlibat dalam aksi langsung, begitu juga aktivitas musikal mereka. Pada tahun 1983 dan 1984 mereka melibatkan diri sebagai bagian dari aksi Stop the City yang mana melibatkan para pelari di awal abad ke-21 sebagai protes anti-globalisasi. Dukungan nyata mereka akan kegiatan yang seperti itu ditampilkan pada lirik lagu terakhir mereka yang berjudul ‘You're Already Dead’, yang juga memperlihatkan bahwa Crass telah meninggalkan komitmen lama mereka sebagai pasifis. Hal ini membawa band tersebut pada introspeksi yang lebih jauh akan pendirian awal mereka, dan beberapa anggota grup ini merasa bahwa mereka mulai kehilangan pandangan akan esensi pendirian murni yang selama ini mereka jalankan. Sebagai hasil dari perdebatan tersebut, rilisan berikutnya dengan menggunakan nama Crass adalah album ‘Acts of Love’, sebuah album berisi 50 puisi oleh Penny Rimbaud dengan latar belakang musik klasik, yang juga bisa digambarkan sebagai "lagu-lagu untuk diriku yang lain" dan bertujuan untuk merayakan "kebutuhan akan hasrat kebersamaan, kedamaian dan cinta yang akan ada dengan adanya diri yang lain."
Kejadian yang lebih lanjut akibat pasca perang Falklands adalah para anggota dari Crass membuat kehadiran mereka lebih diperhatikan, dengan adanya aktivitas agen KGB dari Administrasi Ronald Reagan. Dengan adanya rekaman yang dikenal sebagai 'the Thatchergate tapes', sebuah kaset yang menampilkan percakapan yang dipalsukan dengan menggunakan sampel suara dari Margaret Thatcher dan Ronald Reagans, yang membicarakan rencana mereka bahwa Eropa akan digunakan sebagai target sasaran senjata nuklir apabila terjadi konflik antara Amerika dan Uni Soviet. Rekaman tersebut menyebar dikalangan publik banyak, walaupun tak ada label Crass didalamnya, entah bagaimana koran British Observer bisa menghubungkan rekaman suara tersebut dengan Crass.

 Bubarnya crass

Crass akhirnya berhenti tampil di depan orang banyak setelah akhirnya menjadi ancaman serius bagi pemerintahan Margaret Thatcher setelah terjadinya Perang Falklands. Crass dipanggil menghadap Parlemen dan menghadiri pengadilan mereka akan Aksi Publikasi yang Vulgar dalam hukum Inggris, hal ini membuat mereka bertarung dimeja hijau dan berakhir dengan apa yang mereka sebut aksi kekerasan akhirnya mendapatkan apa yang seharusnya diterima. Pada 7 Juli 1984 Crass memainkan pertunjukkan terakhirnya di Aberdare, Wales, sebuah acara benefit untuk para penambang disana yang sedang mogok kerja, sebelum kembali ke Dial House untuk menyimpan energi mereka bagi perlawanan berikutnya dimana saja.
Andy Palmer yang bermain gitar memutuskan untuk keluar dari band agar bisa meneruskan studinya di kuliah seni, dan konsensus dari grup tersebut adalah “menggantikan posisi Andy Palmer sama saja dengan menerima mayat sebagai anggota band berikutnya”. Hal ini memperkuat keputusan mereka untuk membubarkan diri pada tahun 1984. Steve Ignorant lalu bergabung dengan band Conflict, yang mana dia selama ini telah menjadi adisional basis band itu, dan pada tahun 1992 dia membentuk grup Schwartzeneggar. Dari tahun 1997 sampai 2000, dia telah menjadi anggota grup Stratford Mercenaries. Dia juga bekerja di 'Punch and Judy' sebagai performer. Eve Libertine meneruskan merekam lagu dengan putranya sendiri, Nemo Jones, juga sebagai artis performer di grup A-Soma. Pete Wright mengkonsentrasikan dirinya dalam pembuatan rumah perahunya dan membentuk grup artis performer, Judas 2, dan Rimbaud meneruskan untuk menulis dan tampil solo ataupun dengan artis lain.

Pengaruh-pengaruh crass

Pengaruh filosofi dan estetika seni dari Crass pada hampir seluruh band punk di tahun 1980-an tak bisa lagi disangkal, walaupun beberapa band menirukan jenis musik mereka pada saat-saat terakhir (seperti pada album ‘Yes Sir, I Will’ dan rekaman terakhir mereka, ‘10 Notes on a Summer's Day’). Crass mengatakan bahwa pengaruh musik yang mereka ambil cenderung lebih ke bentuk musik rock tradisional, begitu juga dengan musik klasik (khususnya musik dari Benjamin Britten, yang mana Rimbaud nyatakan, beberapa riff dari lagu-lagu Crass meniru musik dia seluruhnya), karya-karya seni Dada dan avant-garde seperti buatan John Cage juga performance art tradisional. Lukisan dan kolase-kolase hitam putih pada cover album mereka oleh Gee Vaucher menjadi model dalam estetika seni modern.
Pada bulan November tahun 2002 beberapa mantan anggota Crass berkolaborasi dibawah nama The Crass Collective untuk mengatur aksi Your Country Needs You, sebuah konser musik yang mengangkat "suara-suara yang bertentangan dengan perang" yang diadakan di Queen Elizabeth Hall, South Bank, kota London, termasuk penampilan dari performer Britten's War Requiem. Pada bulan Oktober 2003, The Crass Collective mengubah nama kegiatan mereka menjadi Crass Agenda, dan mereka meneruskan penampilan mereka secara rutin. Selama tahun 2004 Crass Agenda mengkampanyekan untuk menyelamatkan Klub Jazz, Vortex di Stoke Newington, London Utara, yang mana sekarang telah di relokasikan menjadi Hackney. Pada bulan Juni 2005, Crass Agenda dinyatakan bubar, dan mengubah namanya ke bunyi yang lebih pantas, Last Amendment.

 Anggota-anggota Crass

  • Penny Rimbaud - Drums
  • Gee Vaucher - Artworks
  • Steve Ignorant - Voice
  • N.A.Palmer - Guitars
  • Phil Free - Guitars
  • Pete Wright - Bass
  • Eve Libertine - Voice
  • Joy De Vivre - Voice
  • Mick Duffield - Films
  • Terakhir John Loder, sebagai sound engineer dan pendiri Southern Studios, sering disebut sebagai anggota ke-10 dari Crass

Sabtu, 26 Februari 2011

LED ZEPPELIN.

Led Zeppelin

Logo Led Zeppelin
Latar belakang
Asal London, Inggris
Genre Hard rock, heavy metal, blues, folk rock
Tahun aktif 1968–1980
(reuni untuk sementara: 1985, 1988, 1995, 2007)
Label Atlantic, Swan Song
Dipengaruhi oleh The Yardbirds
Page and Plant
Coverdale-Page
Band of Joy
The Firm

Mantan anggota
Robert Plant
Jimmy Page
John Paul Jones
John Bonham
Led Zeppelin adalah kelompok musik rock dari Inggris yang dibentuk bulan September 1968, dan dibubarkan setelah pemain drum John Bonham meninggal. Led Zeppelin terdiri dari Jimmy Page,
, John Paul Jones, dan John Bonham. Dengan musiknya yang menonjolkan suara gitar yang keras dan berat, Led Zeppelin dianggap sebagai salah satu band heavy metal yang pertama.[1][2] Sebagian besar lagu-lagu mereka merupakan interpretasi musik blues dan folk yang diberi nuansa rock, termasuk rockabilly,[3] reggae,[4] soul, [5]funk, jazz,[6] musik klasik, musik Kelt, musik India, musik Arab, musik pop, musik Amerika Latin, dan musik country.
Led Zeppelin tidak pernah merilis singel dari lagu-lagunya yang menjadi populer di Britania Raya. Alasannya, mereka lebih menyukai konsep musik rock berorientasi album.[7]
Setelah 25 tahun bubar akibat meninggalnya John Bonham pada tahun 1980, Led Zeppelin tetap disanjung penggemar musik berkat pencapaian artistik, kesuksesan komersial, dan pengaruhnya yang luas di kalangan musisi rock. Hingga saat ini, album Led Zeppelin telah laku lebih dari 300 juta keping,[8] di antaranya, 109,5 juta keping laku di Amerika Serikat,[9] dan menjadi satu-satunya grup musik yang berhasil menempatkan semua albumnya ke dalam urutan Top 10 tangga album Billboard.[10] Selain itu, Led Zeppelin menempati urutan nomor satu dalam Daftar 100 Artis Hard Rock Terbesar (100 Greatest Artists of Hard Rock) versi VH1.[11]
Pada 10 Desember 2007, tiga orang anggota Led Zeppelin mengadakan konser reuni yang dipersembahkan untuk Ahmet Ertegün di The O2, London.

 Anggota

  • Jimmy Page — gitar
  • Robert Plant — vokal utama, harmonika
  • John Bonham — drums
  • John Paul Jones — bas, keyboards, mandolin

 Diskografi

Album

Sampul album Tanggal rilis Judul
LedZeppelinLedZeppelinalbumcover.jpg
Add caption
12 Januari 1969 LED ZEPPELIN
LedZeppelinLedZeppelinIIalbumcover.jpg
Add caption
22 Oktober 22 1969 LED ZEPPELIN II
Ledzeppeliniii.jpg
Add caption
5 Oktober 1970 LED ZEPPELIN III
LedZeppelinFourSymbols.jpg
Add caption
8 November 1971 *Zoso.svg(LED ZEPPELIN IV)
LedZeppelinHousesOfTheHolycover.jpg
Add caption
28 Maret 1973 HOUSES OF THE HOLY
LedZeppelinPhysicalGraffitialbumcover.jpg
Add caption
24 Februari 1975 PHISYCAL GRAFFITY
LedZeppelinPresencecover.jpg
Add caption
31 Maret 1976 PRESENCE
LedZeppelinTheSongRemainsTheSamealbumcover.jpg
22 Oktober 1976 THE SONG REMAINS THE SAME 
LedZeppelinInThroughTheOutDoorcover.jpg
Add caption
15 Agustus 1979 IN TROUHGT THE OUT DOOR
Led Zeppelin - Coda.jpg
Add caption
19 November 1982 CODA
Led zeppelin bbc sessions cover.jpg
Add caption
11 November 1997 LED ZEPPELIN BBC SESSION 
LedZeppelinHowTheWestWasWoncover.jpg
Add caption
27 Mei 2003 HOW THE WESTWAS WON 

Jumat, 25 Februari 2011

IWAN FALS..


Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 49 tahun) adalah seorang penyanyi beraliran balada dan country yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia.
Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke manca negara.
BIOGRAFI ;
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals.
Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.
Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album.
Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara. Beberapa konser musiknya pada tahun 80-an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu.
Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.
Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun bandnya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.
Keluarga
Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).
Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anissa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa.
Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.
Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis. Iwan Fals juga lebih banyak membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain.
Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugrahi seorang anak lelaki yang diberi nama Rayya Rambu Robbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.
Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggot yang dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal.
Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rossana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarier.
KETIKA Galang lahir pada 1 Januari 1982 si bapak, yang perasaannya campur-aduk karena pertama kali merasakan diri jadi ayah-merasa harus bertanggung jawab, merasa mencintai, heran, bahagia, bangga punya keturunan dan sebagainya-menciptakan lagu berjudul Galang Rambu Anarki. Lagunya cukup terkenal dan masuk album Opini (1982).
Galang tumbuh jadi anak cerdas. Endi Aras sering main tembak-tembakan dengan Galang. Muhamad Ma'mun punya karakter rekaan yang sering diceritakannya pada Galang. Namanya "Gringgrong"-seorang jagoan "kayak Tarzan" yang bisa mengalahkan harimau, naik kuda, dan mengalahkan musuh. Tiap kali Ma'mun datang menginap, cerita Gringgong ditagih Galang. Di Condet hanya ada dua kamar, "Kalau saya nginep, Galang tidur sama bapaknya," kata Ma'mun.
Ketika beranjak remaja, Ma'mun melihat Galang badannya bagus, berbentuk. Galang bukan tipe anak hura-hura. Kalau minta uang paling buat bayar taksi pergi ke sekolah. "Untuk beli-beli dia nggak punya uang," kata Iwan. Galang juga besar tekadnya. Suatu saat Galang, yang belum bisa menyetir mobil dan tak punya surat izin mengemudi, ingin bisa mengendarai mobil. Solusinya? Galang mengendarai mobil sekaligus dari Jakarta ke Pulau Bali!
Tapi kekerasan Galang suatu hari membuat Iwan angkat tangan. Dia datang ke Ma'mun, "Mas gimana nih, Galang nggak mau sekolah lagi?" "Terus maunya apa?" "Embuh, main musik atau buka bengkel."
Galang memutuskan keluar dari SMP Pembangunan Jaya di Bintaro, yang terletak dekat rumah dan termasuk salah satu sekolah mahal di Jakarta. Iwan sering pindah rumah dan waktu itu tinggal di Bintaro. Hingga Leuwinanggung ia sudah pindah rumah 12 kali. Usia Galang 14 tahun dan sedang memproduksi rekamannya yang pertama bersama kelompok Bunga. Iwan tak bisa berbuat banyak dan membiarkan Galang putus sekolah.
Galang pernah juga kabur meninggalkan rumah. Dalam pelarian, menurut Iwan, Galang melihat poster dan foto papanya di mana-mana. "Dia merasa diawasi," kata Iwan. Galang merasa tak bisa lari dan kembali ke rumah. Suatu saat Iwan curiga. Iwan bertanya, "Lang, lu pakai ya?" "Mau apa tahu, Pa?" kata Galang, ditirukan Iwan.
Iwan menganggap dirinya sudah insyaf. Kok Galang yang memakai? Iwan merasa Galang meniru papanya. Mula-mula rokok lalu obat. Endi Aras mengatakan Iwan agak teledor kalau menyimpan ganja atau merokok.
Galang menerangkan dia hanya mencoba. Rasanya pusing serta teler. "Ya udah, kalau sudah tahu ya udah," kata Iwan. Kebetulan Galang punya pacar, seorang cewek gaul bernama Inne Febrianti, yang juga keberatan Galang memakai obat-obatan. Inne mendorong Galang tak memakai obat-obatan. "Dia bukan pemakai. Dia sangat cinta pada keluarganya. Kontrol diri sangat kuat," kata Iwan.

Kamis malam 24 April 1997 sekitar pukul 11:00 malam Galang pulang ke rumah, setelah latihan main band. Dia makan lalu pamit pada papanya mau tidur. Mamanya lagi tak enak badan. Iwan masih mendengar Galang telepon-teleponan. Subuh sekitar 4:30 Kelly Bayu Saputra, sepupu Galang yang tinggal di sana, mau mengambil sisir di kamar Galang. Kelly memanggil Galang tapi tak bangun. Kelly mendekati Galang dan menggoyang-goyangkan badannya. Lemas. Kelly kaget. Dia mengetuk kamar Yos. Yos bangun dan menemukan Galang badannya dingin. "Saya turun ke bawah, panggil Iwan," kata Yos.
Keluarga heboh. Iwan terpukul sekali. Pagi itu saudara-saudaranya datang. Mereka menghubungi semua kerabat dan teman. Leo Listianto, adik Iwan, menelepon Ma'mun di Karawaci. "Saya masih tidur, antara percaya, tidak percaya," kata Ma'mun. Sepuluh menit kemudian, Ma'mun ditelepon Dyah Retno Wulan, adiknya Leo, biasa dipanggil Lala, juga memberitahu Galang meninggal. "Saya bengong," kata Ma'mun. Dia segera menuju Bintaro.

Fidiana menerima telepon dari Ari Ayunir. Fidiana membangunkan Iwang Noorsaid, suaminya, "Wang, ini ada berita duka ... Galang meninggal." Mereka agak tak percaya karena beberapa hari sebelumnya pasangan ini bertamu ke Bintaro dan melihat Galang mondar-mandir. Mereka mencoba telepon ke Bintaro tapi nada sibuk. Mereka menelepon Herri Buchaeri, Endi Aras, dan beberapa rekan lain sebelum naik mobil ke Bintaro.
Endi Aras mengatakan, "Pagi-pagi aku dapat kabar. Iwang Noorsaid yang telepon." Endi sampai di Bintaro sekitar pukul 5:30. "Aku ikut memandikan (jasad Galang)," kata Endi. Ketika Iwan memandikan jasad anaknya, dia berujar berkali-kali, "Galang, kamu sudah selesai, Papa yang belum ... Lang, kamu sudah selesai, Papa yang belum ....." Kalimat itu diucapkan Iwan berkali-kali. Ma'mun dirangkul Iwan. "Jagain Mas, jagain anak-anak Mas," kata Iwan, seakan-akan hendak mengatakan ia sendiri kurang menjaga anaknya dengan baik.
"Yos histeris, menangis ketika saya peluk. 'Aduh, anak saya sudah meninggal mendahului saya,'" kata Fidiana. Iwan tak banyak bicara, menunduk, menangis, dan hanya bilang "terima kasih" kepada tamu-tamu. "Kepada kita dia nggak ngomong sama sekali," kata Fidiana.
Galang dimakamkan di mana? Ada usul pemakaman Tanah Kusir dekat Bintaro. Iwan emosional, ingin memakamkan Galang di rumahnya. Bagaimana aturannya? Iwan pun memutuskan menelepon kyai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari Nahdlatul Ulama. Saat itu Gus Dur belum jadi presiden Indonesia. Iwan menganggap Gus Dur "guru mengaji" yang terbuka, tempat orang bertanya. Gus Dur mengerti hukum Islam maupun hukum pemerintahan.
Gus Dur dalam telepon menjelaskan dalam aturan Islam diperbolehkan memakamkan jenazah di rumah. Pemakaman bergantung wasiat almarhum atau keinginan keluarga. Tapi di Jakarta tak bisa memakamkan orang di rumah sendiri karena keterbatasan lahan. "Di Jakarta nggak boleh ... kalau Bogor boleh."
Kata "Bogor" itu mengingatkan Iwan pada Leuwinanggung. Keluarga pun memutuskan Galang dimakamkan di Leuwinanggung.

Menurut Harun Zakaria, seorang tetangga Iwan di Leuwinanggung, yang juga menjaga kebun Iwan, dia dihubungi Lies Suudiyah, ibunda Iwan. "Bu Lies datang ke sini. Dia bilang, 'Cucunda meninggal. Tolong di sini kuburannya," kata Harun.
Jenazah disemayamkan dulu di masjid Bintaro. Sekitar 2.000 jamaah salat Jumat di masjid itu ikut menyembahyangkan Galang. Banyak seniman, tetangga, kenalan Iwan, dan Yos datang menyampaikan duka. Setiawan Djody, W.S. Rendra, Ayu Ayunir, Jalu, Totok Tewel, Jockie Suryoprayogo, juga tampak di sana. Spekulasi wartawan maupun pengunjung memunculkan gosip bahwa dada Galang kelihatan biru. Galang digosipkan overdosis. Ini merambat ke mana-mana karena tubuh Galang kurus ceking.
Orang sebenarnya tak tahu persis penyebab kematian Galang karena tak ada otopsi terhadap jenazahnya. Kawan-kawan Iwan memilih diam. Mereka merasa tak nyaman mengecek spekulasi overdosis kepada orangtua yang berduka. Kresnowati pernah diberitahu Yos bahwa penyebab kematian Galang penyakit asma. Fidiana mengatakan beberapa hari sebelum kematian, Yos mengatakan Galang lagi sakit-sakitan. Iwan mengatakan pada saya, fisik Galang "agak lemah" dan "Galang lemah di pencernaan."

 Pendidikan

  • SMPN 5 Bandung
  • SMAK BPK Bandung
  • STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP)
  • Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

 Diskografi

Iwan Fals pada cover majalah Rolling Stone Mei 2007
Tidak seluruh album yang dikeluarkan Iwan Fals berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada tahun-tahun terakhir ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi dengan musisi muda berbakat.
Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu 'Pulanglah' yang didedikasikan khusus untuk almarhum Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan dimasukkan ke dalam album "50:50" yang beredar di tahun 2007.

 Album

In Collaboration with (2003)
  • Canda Dalam Nada (1979)
  • Canda Dalam Ronda (1979)
  • Perjalanan (1979)
  • 3 Bulan (1980)
  • Sarjana Muda (1981)
  • Opini (1982)
  • Sumbang (1983)
  • Barang Antik (1984)
  • Sugali (1984)
  • KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985)
  • Sore Tugu Pancoran (1985)
  • Aku Sayang Kamu (1986)
  • Ethiopia (1986)
  • Lancar (1987)
  • Wakil Rakyat (1988)
  • 1910 (1988)
  • Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)
  • Mata Dewa (1989)
  • Swami I (1989)
  • Kantata Takwa (1990)
  • Cikal (1991)
  • Swami II (1991)
  • Belum Ada Judul (1992)
  • Hijau (1992)
  • Dalbo (1993)
  • Anak Wayang (1994)
  • Orang Gila (1994)
  • Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996)
  • Kantata Samsara (1998)
  • Best Of The Best (2000)
  • Suara Hati (2002)
  • In Collaboration with (2003)
  • Manusia Setengah Dewa (2004)
  • Iwan Fals in Love (2005)
  • 50:50 (2007)
  • Untukmu Terkasih (2009) - mini album
  • Keseimbangan - Iwan Fals (2010)

 Singel

  • Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
  • Kemesraan (bersama artis Musica) (1988)
  • Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata)
  • Terminal (bersama Franky S.) (1994)
  • Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
  • Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
  • Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
  • Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996)
  • Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
  • Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
  • Tanam Tanam Siram Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
  • Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
  • Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers / Kekasih) (2008)

 Single Hits yang dibawakan penyanyi lain

  • Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
  • Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
  • Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Damai Yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Orang Dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Pak Tua (dibawakan oleh grup band Elpamas) (1991)
  • Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
  • Nyanyian laut ( dibawakan Nicky Astria )
  • Menangis (dibawakan oleh Franky S.)
  • Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artis Musica)

 Album kompilasi

  • Tragedi
  • Banjo & Harmonika
  • Celoteh-celoteh
  • Celoteh-celoteh 2
  • Country
  • Tembang Cinta (1990)
  • Akustik
  • Akustik Ke-2 (1997)
  • Salam Reformasi (1998)
  • Salam Reformasi 2 (1999)
  • Prihatin (2000)

 Film

  • Damai Kami Sepanjang Hari (1985)
  • Kantata Takwa (film) (1990)
  • Kekasih (2008) - cameo

 Lagu yang tidak beredar

  • Demokrasi Nasi (1978)
  • Semar Mendem (1978)
  • Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
  • Mbak Tini (1978)
  • Siti Sang Bidadari (1978)
  • Kisah Sapi Malam (1978)
  • Mince Makelar (1978)
  • Luka Lama (1984)
  • Anissa (1986)
  • Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
  • Oh Indonesia (1992)
  • Imelda Mardun (1992)
  • Maumere (1993)
  • Joned (1993)
  • Mesin Mesin Pembunuh (1994)
  • Suara Dari Jalanan (1996)
  • Demokrasi Otoriter (1996)
  • Pemandangan (1996)
  • Jambore Wisata (1996)
  • Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
  • Cerita Lama Tiananmen (1998)
  • Serdadu dan Kutil (1998)
  • 15 Juta (1998)
  • Mencari Kata Kata (1998)
  • Malam Sunyi (1999)
  • Sketsa Setan Yang Bisu (2000)
  • Indonesiaku (2001)
  • Kemarau (2003)
  • Lagu Sedih (2003)
  • Kembali Ke Masa Lalu (2003)
  • Harapan Tak Boleh Mati (2004)
  • Saat Minggu Masih Pagi (2004)
  • Repot Nasi / Sami Mawon (2005)
  • Hari Raya Bumi (2007)
  • Hari Raya Bumi (2007)
  • Berita Cuaca (2008)
  • Paman Zam
  • Kapal Bau Pesing
  • Makna Hidup Ini
  • Selamat Tinggal Ramadhan
  • Nyatakan Saja
  • Berputar Putar
  • Air dan Batu
  • Lagu Pegangan
  • Semut Api dan Cacing Kecil
  • Kata-Kata
  • Pukul Dua Malam
  • Penjara
  • Belatung
  • Nyanyian Sopir
  • Bunga Kayu di Beranda
  • Aku Bergelora
  • Suara Dari Jalanan

 Penghargaan

  1. Juara harapan Lomba Musik Humor (1979).
  2. Juara I Festival Musik Country (1980).
  3. Gold record, lagu Oemar Bakri, PT. Musica Studio's.
  4. Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT. Musica Studio's.
  5. Penghargaan prestasi artis HDX 1987 - 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.
  6. Penyanyi Pujaan, BASF, (1989).
  7. The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 - 1989.
  8. Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April 1996.
  9. Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia - 1999.
  10. Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September 1999.
  11. Penyanyi solo terbaik Country/Balada AMI Sharp Award (2000).
  12. Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII - 2000/2001.
  13. Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT. Musica Studio's - Juni 2002.
  14. 6th AMI Sharp Award, album terbaik Country/Balada.
  15. 6th AMI Sharp Award, artis solo/duo/grup terbaik Country/Balada.
  16. Pemenang video klip terbaik edisi - Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I- 2002/2003.
  17. Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan diatas 150.000 unit, PT. Musica Studio's - Juni 2003.
  18. Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan diatas 450.000 unit, PT. Musica Studio's - November 2003.
  19. 7th AMI Award 2003, Legend Awards.
  20. 7th AMI Award 2003, Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik.
  21. Penghargaan MTV Indonesia 2003, Most Favourite Male.
  22. SCTV Music Award 2004, album Ngetop! (pop) In Collaboration with.
  23. SCTV Music Award 2004, Penyanyi Pop Ngetop.
  24. Anugrah Planet Muzik 2004.
  25. Generasi Biang Extra Joss - 2004.
  26. 8th AMI Samsung Award, Karya Produksi Balada Terbaik.
  27. SCTV Music Award 2005, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love.
  28. With The Compliment Of Metro TV.
  29. Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran 2005, PT. Gudang Garam Indonesia.
  30. Lagunya bersama {Swami} yang berjudul [Bongkar] menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone peringkat 1.

MEGADEHT..


Megadeth adalah grup thrash metal dari Amerika yang dipimpin oleh Dave Mustaine. Grup ini bubar di tahun 2002 karena Mustaine mengalami cedera otot Saturday Night Palsy, tapi kembali dibentuk di tahun 2004.

Maskot

Megadeth memiliki maskot yang selalu tampil dalam berbagai album mereka. Nama maskotnya adalah Vic Rattlehead. Tampil dengan sosok kerangka manusia yang memakai jas penutup mata, mulut yang terkunci, lubang telinga yang tertutup, sebuah penjelmaan dari frasa "See no evil, hear no evil, speak no evil." Pada album United Abominations 2007, tampilan Vic telah mengalami perubahan, setelah Mustaine memberikan sayembara di DeviantArt, dimenangkan oleh John Lorenzi. Vic tampil bukan dengan sosok kerangka lagi, tetapi tampil dengan sosok orang tua dengan rambut hitam yang panjang, berkulit pucat dan berurat.

 Diskografi

  • Killing Is My Business... And Business Is Good! (1985)
  • Peace Sells... But Who's Buying? (1986)
  • So Far, So Good... So What! (1988)
  • Rust in Peace (1990)
  • Countdown to Extinction (1992)
  • Youthanasia (1994)
  • Hidden Treasures (Kumpulan lagu-lagu dari soundtrack film dan album tribut) (1995)
  • Cryptic Writings (1997)
  • Cryptic Sounds - No Voices In Your Head EP (1997)
  • Live Trax (1997, album rekaman konser, dirilis di Jepang)
  • Risk (1999)
  • Capitol Punishment: The Megadeth Years (Greatest Hits) (2000)
  • The World Needs a Hero (2001)
  • Killing Is My Business... And Business Is Good! (Remixed/Expanded) (2002)
  • Rude Awakening (Live) (2002)
  • Still alive....and well? (2002)
  • The System Has Failed (2004)
  • United Abominations (2007)
  • Endgame (2009)

 Anggota saat ini

  • Dave Mustaine - vokal dan gitar(1983–2002, 2004–selanjutnya)
  • Chris Broderick - gitar (mantan Jag Panzer, Nevermore)(2008–selanjutnya)
  • David Ellefson - bass (1983–2002, 2010–selanjutnya)
  • Shawn Drover - drums (2004–selanjutnya)

 Mantan anggota

  • James LoMenzo - bass (mantan White Lion)
  • Marty Friedman - gitar
  • Nick Menza - drums
  • Jimmy DeGrasso - drums
  • Al Pitrelli - gitar
  • Chris Poland - gitar
  • Gar Samuelson - drums
  • Jeff Young - gitar
  • Chuck Behler - drums
  • Kerry King - gitar
  • Vinnie Colaiuta - drums
  • Jimmie Lee Sloas - bass
  • Lee Rash - drums
  • Glen Drover - gitar
  • James MacDonough - bass (mantan Iced Earth)
  • Ato satriani - lead gitar

METALLIKA..


Metallica didirikan pertama kali di Los Angeles - Amerika Serikat dengan nama The Young of Metal Attack. Beberapa bulan kemudian grup ini berganti nama dengan Metallica yang konon merupakan gabungan kata Metal dan Vodca. Nama Metallica sendiri sebenarnya adalah nama yang diusulkan untuk sebuah majalah musik yang dicuri oleh Lars Ulrich sebelum majalah tersebut mendapat nama tersebut.
Formasi pertama Metallica adalah Lars Ulrich (drum), James Hetfield (vokal dan gitar), Lloyd Grant (gitar) dan Ron Mc Govney (bass). Formasi inilah yang kemudian melahirkan lagu pertama berjudul Hit The Light, yang kemudian masuk album kompilasi rock Metal Massacre tahun 1981.
Setelah Metal Massacre beredar, Grant dan Ron mengundurkan diri. Posisi Grant digantikan oleh Dave Mustaine dan posisi Ron digantikan Cliff Burton. Formasi ini kemudian pada Juli 1982 mengeluarkan demo-album No Life Till Leather. Demo inilah yang kemudian mengantarkan Metallica mendapatkan agen dan kemudian hijrah ke New York.
Pada 1983, Metallica berencana akan melakukan tur pendek kebeberapa kota. Sayang Hetfield dan Mustaine malah terlibat perseteruan, hingga akhirnya Mustaine keluar dan kemudian mendirikan Megadeth. Posisi Mustaine digantikan oleh Kirk Hammett , gitaris dari grup Exodus. Formasi ketiga inilah yang kemudian mengeluarkan album Kill 'Em All pada bulan Mei 1983.
Pada tahun 1984, Metallica semakin besar dengan menerbitkan album Ride the Lightning. Album ini bertahan 50 minggu dalam Billboard Top 200. Demi memperlancar promosi mereka juga mengeluarkan mini album Jump In The Fire.
September 1985, Metallica memproduksi album Master Of Puppets. Kembali Metallica masuk Billboard Top 40 selama 72 minggu. Album ini merupakan album yang meraih platinum tanpa single dan video.
Tanggal 27 September 1986, dalam perjalanan tur ke Skandinavia - bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan Cliff Burton (bass) meninggal dunia. Peristiwa ini begitu memukul seluruh anggota band. Bahkan Dave Mustaine yang telah mendirikan Megadeth, mengenang kematian Cliff dalam lagu In My Darkest Hour (album Megadeth: So far.. So Good.. So What!). Oktober 1986, posisi Cliff Burton digantikan oleh Jason Newsted, basis dari grup Floatsam And Jetsam.
Album ...And Justice For All beredar September 1988. Disinilah Metallica mulai mengeluarkan video klip. Video pertama mereka adalah untuk lagu One, video ini mencapai nomor 1 di MTV. Keberhasilan ini kemudian mendorong produksi video klip Cliff 'Em All sebuah video kenangan untuk Cliff Burton.
Akhir 1990 album Metallica direkam. Album ini membuat Metallica mencapai penjualan quadruple platinum dan menjadi album nomor satu di delapan negara Amerika dan Eropa. Serta meraih penghargaan Grammy Award, kategori Penampil Metal Terbaik dua tahun berturut-turut.
Basis jason Newsted mengundurkan diri dari band setelah bersitegang dengan James Hetfield. Perseteruan ini disebabkan Jason Newsted lebih menghabiskan waktu dengan proyek-nya sendiri. Anggota band yang lain menganggap Metallica harus diutamakan, meskipun pada saat itu Metallica sedang vakum.
Grup ini pada saat ini beranggotakan Lars Ulrich (drums), James Hetfield (vokal dan gitar), Kirk Hammett (gitar) dan Robert Trujillo (bass). Mantan anggota lainnya termasuk Ron McGovney (bass), Dave Mustaine (gitar), Cliff Burton (bass) dan Jason Newsted (bass).
Pada tanggal 10 Agustus 2008 Metallica akhirnya telah menyelesaikan proses rekaman album studio baru mereka yang ke sembilan "Death Magnetic" yang akan diluncurkan pada tanggal 12 September 2008 di seluruh dunia.
Album tersebut diproduseri oleh "Rick Rubin" dan proses rekaman dilakukan di Sound City Studios, Shangri La Studios dan di studio Metallica sendiri.
Single dan video klip pertama mereka "The Day That Never Comes" akan dirilis akhir bulan ini. Sebagai tambahan anda dapat mengunduh semua lagu dari album tersebut untuk digunakan dalam game "Guitar Hero III" pada hari saat peluncuran album "Death Magnetic" tersebut. dan datengnya gitaris baru kirk cristhopher john